Monday, April 18, 2011

Penumpang Yang Kehujanan

Malam itu, pukul
setengah dua belas
malam. Seorang wanita
negro rapi yang sudah
berumur, sedang berdiri
di tepi jalan tol Alabama.
Ia nampak mencoba
bertahan dalam hujan
yang sangat deras, yang
hampir seperti badai.
Mobilnya kelihatannya
lagi rusak, dan
perempuan ini sangat
ingin menumpang mobil.
Dalam keadaan basah
kuyup, ia mencoba
menghentikan setiap
mobil yang lewat. Namun
tidak satupun dari
mereka yang mau
berhenti.
Mobil berikutnya
dikendarai oleh seorang
pemuda bule, dia
berhenti untuk menolong
ibu ini. Kelihatannya si
bule ini tidak paham
akan konflik etnis tahun
1960-an, yang terjadi
pada saat itu. Pemuda ini
akhirnya membawa si ibu
negro selamat hingga
suatu tempat, untuk
mendapatkan
pertolongan, lalu
mencarikan si ibu ini
taksi. Walaupun terlihat
sangat tergesa-gesa, si
ibu tadi bertanya
tentang alamat si
pemuda itu, menulisnya,
lalu mengucapkan terima
kasih pada si pemuda.
7 hari berlalu, dan tiba-
tiba pintu rumah pemuda
bule ini diketuk
seseorang. Kejutan
baginya, karena yang
datang ternyata kiriman
sebuah televisi set besar
berwarna (1960-an!)
khusus dikirim
kerumahnya.Terselip
surat kecil tertempel di
televisi, yang isinya
adalah:
"Terima kasih nak,
karena membantuku di
jalan tol malam itu.
Hujan tidak hanya
membasahi bajuku,
tetapi juga jiwaku.
Untung saja anda datang
dan menolong saya.
Karena pertolongan
anda, saya masih sempat
untuk hadir disisi
suamiku yang sedang
sekarat... hingga
wafatnya". Tuhan
memberkati anda,karena
membantu saya dan
tidak mementingkan
dirimu pada saat itu"
Tertanda Ny.Nat King
Cole."
*Catatan : Nat King Cole,
adalah penyanyi negro
tenar thn. 60-an di USA

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)