Thursday, October 16, 2008

CATATAN MAPALA UNAND

Dihadang Badai, Puncak Jaya Direngkuh

October 3rd, 2007

Wpe09068EKSPEDISI pendakian ke Carstenz Pyramid (4.884 Mdpl) di Papua yang diikuti anggota Mapala Unand, Zulfahmi bersama tim gabungan dari Mapala UI, Stekpi Jakarta, dan crew Lativi dihadang badai salju. Meski gagal mencapai puncak Carstenz di jajaran Pegunungan Jaya Wijaya itu, tepat pukul 12.00 WIT pada 17 Agustus lalu, rombongan ekspedisi ini berhasil menggapai Puncak Jaya (4.862 Mdpl).

Keberhasilan menggapai Puncak Jaya tersebut, memang diluar dugaan sebelumnya. Mengingat di awal pendakian, cuaca buruk selalu menyertai perjalanan tim ekspedisi yang dipimpin pendaki kawakan, Ripto Mulyono itu. Sehingga, jadilah Puncak Jaya sebagai pelipur lara atas kegagalan “menjamah” puncak Carstenz.

Sebagaimana dilaporkan Zulfahmi, ketika menginjakkan kakinya di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (27/8) lalu, kegagalan untuk menjejakkan kaki di puncak Carstenz lebih disebabkan pada faktor alam yang tak bersahabat ketimbang faktor internal tim. Dikatakannya, stamina anggota tim masih sanggup untuk meneruskan perjalanan seandainya saja badai salju itu tidak datang terus menerus. Namun karena badai salju selalu menghadang, maka diputuskanlah untuk turun kembali ke base camp di lembah Danau-danau.

“Kami sempat mengalami trouble ketika salah seorang anggota tim dari Stekpi mengalami cedera. Saya bersama Ripto dan 2 orang crew Lativi terpaksa kembali ke base camp sebagai rescue team. Di saat bersamaan, 4 orang anggota tim lainnya melanjutkan perjuangan untuk menggapai puncak tertinggi Indonesia tersebut. Dan mereka berhasil,” ucap Fahmi.

Meski gagal di pendakian pertama ke puncak salju abadi Indonesia ini, Fahmi masih patut berbangga diri. Karena kemampuan fisik dan keandalan tekniknya cukup diakui rombongan tim lainnya. Karena itu, pada 7 September mendatang dia bakal kembali bertolak ke Timika, Papua untuk mendaki puncak Carstenz bersama rombongan pendaki Amerika yang akan menyelesaikan program pendakian Seven Summit (7 puncak) di 7 benua. (max)

ARTIKEL INI BERSUMBER DI :
http://mapalaunand.com/info-carstenz/dihadang-badai-puncak-jaya-direngkuh/
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)