Tuesday, October 21, 2008

BUDAYA SAMBAS

WISATA BUDAYA SAMBAS
Keluhuran daerah utara kalimantan barat

Kraton Sambas



Istana Sambas yang ada sekarang, dibangun oleh Sultan Muhammad Mulia Ibrahim tahun 1933, ditempati 6 juli 1935. Biaya pembangunan Istana sambas sebesar 65. Golden, dari bantuankredit Sultan Kutai. Pembangunan dilaksanakan pemborong Tjin Nyuk dari Pontianak. Dengan luas bangunan berukuran panjang 9,50 meter dan berukuran lebar 8,05 meter.

Ditepian Muara Ulakan simpang tiga pertemuanSungai Sambas kecil, Sungai Subah, Sungai Teberau, sekarang di Desa Dalam Kaum, Kecamatan sambas sejak dahulu telahberdiri Istana Kesultanan Sambas (1632) didirikan oleh Raden Bima gelar Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Sambas ke-2. Dipinggir sungai, terdapat sebuah tangga jembatan biasa disebut dengan seteher, tempat singgahan sampan atau perahu dan kendaraan air yang banyak di sungai Sambas.

Naik ke daratan di pinggir sungai, terdapat jalan masuk ke halaman Istana. Sebelum masuk kita akan melalui sebuah gerbang pintu masuk ke halaman Istana yang dinamakan gerbang Segi Delapan. Pintu masuk gerbang bersegi delapan yang jauhnya dari pinggir sungai lebih kurang 30 meter. Gerbang bersegi delapan bertingkat dua itu dahulu digunakan untuk :

- Bagian bawah tempat penjaga dan tempat istirahat rakyat yang berkunjung ke istana sebelum memasuku halaman istana.

- Bagian atas untuk tmpat mengatur penjagaan dan apabila ada keramaian dipergunakan untuk menabuh gamelan dan alat-alat kesenian. Arti dari segi delapan adalah delapan penjuru mata angin, dan sebagai mengenang jasa pendiri keraton yang ada sekarang adalah Sultan, Sultan Muhammad Syafiuddin II. Atap bangunan segiempat sebagai simbul bagi Sultan mengikuti sifat Rasullulah yakni : Siddiq (benar), Amanah (keprcayaan), Tabligh (menyampaikan) dan Pathonah (sempurna). Setelahmelalui pintu grbang pertama, ditemukan sebuah tiang bendera di tengah halaman, untuk menaikan bendera kesultanan yang berwarna kuning emas setiap hari besar pada zaman dulu.

Tiang yang bertopang empat yang berarti Sultan diabntu oleh empat orang pembantu yang disebut wazir. Dibawah tiang bendera terdapat 3 buah meriam kuno hadiah dari tentara Inggris tahun 1813 menghargai kepahlawanan putera Pangeran Anom melawan inggris. Salah satu disebut Si Gantar Alam. Disisnilah seorang pejuang bernama Thabrani Akhmad telah gugur ditembus peluru penjajah Belanda karena membela mempertahankan bendera merah putih.

Dan diabadikan dengan monumen baru " Di tempat ini tanggal 27 Oktober 1945 telah gugur seorang pejuang kemerdekaan disaat akanmengibarkan bendera merah putih". Disamping kiri masuk, tidak jauh dari tiang bendera terdapat pohon kayu putih, untuk mengenang peristiwa selesai perang Sungkung pada tahun 1883. Ditanam atas perintah sultan dan Pangima Daud dan Panglima Bakar.


Mesjid Keraton Sambas

Bangunan Mesjid yang megah dan bersejarah ini mempunyai arti dan simbolik Sultan Muhammad Syafiuddin II dan Sultan yang memerintah di Kerajaan Sambas. jumlah tiang tengah bagaian dalam Mesjid Jami' berjumlah delapan batang yang bermakna pendirinya adalah Sultan ke-8 atau Sultan ke-14 garis Kesultanan Kerajaan Sambas.

Atap Mesjid bertingkat tiga. Pendopo serambi masuk yang terletak di bagian utara. Modal pertama dari bangunan mesjid berasal dari rumah kediaman keluarga Sultan Umar Akamuddin III di Desa Tanjung Rengas Kini setelah 100 tahun lehih usia Mesjid Jami' Sambas tetap berdiri megah karena adanya panitia pemeliharaan masyarakat.

Mesjid berlantai dua ini, didalamnya merupakan bundaran artistik dari kayu belian. sebuah mimbar Khotbah kecil ini terdapat di bagian depan ruang mesjid. Dahulu terdapat sebuah bedug besar di Mesjid sebagai alat pemberitahuan sholat. Setelah digunakannya pengeras suara untuk azan dan didalam mesjid, maka bedug tidak lagi digunakan. Mimbar antik untuk khatib berkhotbah dari kayu berwarna merah ukiran keemasan kabarnya berasal dari Palembang, dipersembahkan para pelaut dan pedagang kepada Sultan.

Didalam mesjid terdapat pula sebuah bendi atau bejana besar dari keramik, di sudut belakang mesjid. Dahulu dipergunakan untuk menampung air bersih untuk wuduk. Konon Bendi kuno itu adalah hadiah dari Sultan brunei Sultan Muhyiddin kepada Sultan Muhammad Tajuddin I ketika berkunjung ke Brunei dan dilantik sebagai Sultan Anom. Pada Bagian luar atas migrab mesjid tergantung sebuah papan tertulis ayat suci Al-Qur'an yang berbunyi " Innama yagmuru masajidillahu man ammana billah wal yaumil akhir".

Hanya orang-orang yang memakmurkan mesjid Allah adalah orang-orang yang beriman dengan Allah dan hari akhir yang akhir.

Makam Sultan Muhammad Syafiuddin II



Komplek makam ini mempunyai cungkup yang sangat besar dibangun tahun 1904 (makam besar) dibangu dari tiang bekas istana desa Tanjung Ranggas.
Pertama kali dimakamkan adalah Permaisuri Sultan. Dalam Cungkupini terdapat makam-makam keluarga sultan sebanyak 44 buah makam, sedang di sekitarnya masih banyak makam - makam antara lain : makam Ibunda Sultan Ratu Sabar, Ir.Sucitro yang membangun jembatan beton di sambas tahun 1939. dan makam Bupati Sambas ke-11 Drs. Saidi A.S. Cungkup makam besar ini berukuran 20 meter panjang dan 17,5 meter lebar.
Di dalam terdapat cungkup khusus Sultan dan Permaisurinya ukuran 9,5 meter panjang dan lebar 7,5 meter.
Makam Sultan Abubakar Tajuddin II Komplek makam ini terdapat dua makam yaitu makam Sultan sendiri bersama istri. Dibangun tahun 1883. Dan dipugar tahun 1985 oleh Depdikbud Prop. Kalbar

Antar Ajong


Antar Ajong :
Mengantarkan Ajung ke laut merupakan Wisata Budaya Pantai Suak Nupah Arung Medang Desa pancur Kecamatan teluk Keramat

Lomba Sampan Bidar

Lomba Sampan Bidar :
Merupakan lomba sampan tradisional Sambas, di laksanakan menyambut Hut Pemindahan Ibukota Kabupaten Sambas pada bulan Juli, bertempat di Muare Ulakan Sambas.


Barongsai

Barongsai
Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan mengunakan sarung yang menyerupai singa, penari penari barongsai sangat enerjik saat membawakan tarian barongsai. Biasanya tarian barongsai di bawakan saat menyambut hari raya Imlek.

Tarian Jepin

Tarian Jepin
Tarian Jepin Lembut adalah jenis tari adat Sambas yang sangat terkenal sekarang ini.

Tari Radat Sambas

Tari Radat Sambas
Biasa dilaksanakan didalam pesta perkawinan, merupakan salah satu budaya adat melayu yang merupakan asimilasi budaya Islam dari Negeri Arab Timur Tengah

Tarian Dayak

Tari Dayak

Tanjidor

Tanjidor
Adalah kesenian tradisional Kabupaten Sambas, yang digunakan untuk menghibur even khusus seperti pesta perkawinan, perlombaan, menyambut tamu, upacara hari kemerdekaan.

Alo’ Galling

Alo’ Galling
adalah salah satu Budaya adat di Kab Sambas untuk mengungkapkan kebahagiaan mereka bahwa panen padi memperoleh banyak hasil. Bunyi lesung dan alu dapat terdengar dengan indahnya yang kadang-kadang diiringi tari “Raddat” dan mereka bernyanyi bersama.

Lihat SAMBAS lebih Dekat di SINI
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)