Monday, April 18, 2011

Nilai Seikat Kembang

Nilai Seikat
Kembang
Seorang pria turun dari
sebuah mobil mewah
yang diparkir di depan
kuburan umum.
Pria itu berjalan menuju
pos penjaga kuburan.
Setelah memberi salam,
pria yang ternyata
adalah sopir itu berkata,
"Pak, maukah Anda
menemui wanita yang
ada di mobil itu?
Tolonglah Pak, karena
para dokter mengatakan
sebentar lagi beliau akan
meninggal!"
Penjaga kuburan itu
menganggukan
kepalanya tanda setuju
dan ia segera berjalan di
belakang sopir itu.
Seorang wanita lemah
dan berwajah sedih
membuka pintu mobilnya
dan berusaha tersenyum
kepada penjaga kuburan
itu sambil berkata,
"Saya Ny. Steven. Saya
yang selama ini mengirim
uang setiap dua minggu
sekali kepada Anda. Saya
mengirim uang itu agar
Anda dapat membeli
seikat kembang dan
menaruhnya di atas
makam anak saya. Saya
datang untuk berterima
kasih atas kesediaan dan
kebaikan hati Anda. Saya
ingin memanfaatkan sisa
hidup saya untuk
berterima kasih kepada
orang-orang yang telah
menolong saya."
"O, jadi Nyonya yang
selalu mengirim uang
itu? Nyonya, sebelumnya
saya minta maaf kepada
Anda. Memang uang
yang Nyonya kirimkan itu
selalu saya belikan
kembang, tetapi saya
tidak pernah menaruh
kembang itu di pusara
anak Anda." jawab pria
itu.
"Apa, maaf?" tanya
wanita itu denga gusar.
"Ya, Nyonya. Saya tidak
menaruh kembang itu di
sana karena menurut
saya, orang mati tidak
akan pernah melihat
keindahan seikat
kembang.
Karena itu setiap
kembang yang saya beli,
saya berikan kepada
mereka yang ada di
rumah sakit, orang
miskin yang saya jumpai,
atau mereka yang
sedang bersedih. Orang-
orang yang demikian
masih hidup, sehingga
mereka dapat menikmati
keindahan dan
keharuman kembang-
kembang itu, Nyonya,"
jawab pria itu.
Wanita itu terdiam,
kemudian ia
mengisyaratkan agar
sopirnya segera pergi.
Tiga bulan kemudian,
seorang wanita cantik
turun dari mobilnya dan
berjalan dengan anggun
ke arah pos penjaga
kuburan.
"Selamat pagi. Apakah
Anda masih ingat saya?
Saya Ny. Steven. Saya
datang untuk berterima
kasih atas nasihat yang
Anda berikan beberapa
bulan yang lalu. Anda
benar bahwa
memperhatikan dan
membahagiakan mereka
yang masih hidup jauh
lebih berguna daripada
meratapi mereka yang
sudah meninggal.
Ketika saya secara
langsung mengantarkan
kembang-kembang itu ke
rumah sakit atau panti
jompo, kembang-
kembang itu tidak hanya
membuat mereka
bahagia, tetapi saya juga
turut bahagia.
Sampai saati ini para
dokter tidak tahu
mengapa saya bisa
sembuh, tetapi saya
benar-benar yakin bahwa
sukacita dan
pengharapan adalah
obat yang memulihkan
saya!""
Jangan pernah
mengasihani diri sendiri,
karena mengasihani diri
sendiri akan membuat
kita terperangkap di
kubangan kesedihan. Ada
prinsip yang mungkin
kita tahu, tetapi sering
kita lupakan, yaitu
dengan menolong orang
lain sesungguhnya kita
menolong diri sendiri. :)

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)