Monday, May 4, 2009

DI UJUNG GANG YANG SEMPIT

DI UJUNG GANG YANG SEMPIT

BY: Suhendri,sh (00.00 Wib,23 jan 08)

aku melihat seorang pemabuk yang bingung di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang pencopet yang bingung di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang pembunuh yang bingung dan gemetar di sudut gang yang sempit...

aku saksikan seorang pemerkosa yang menangis telanjang di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang penipu yang bingung tertipu oleh gang yang sempit...

aku bingung melihat koruptor yang bingung di ujung gang yang tidak sempit...

aku melihat seorang politikus karatan yang terjerat janji janji dikejar-kejar slogan persis di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang pengemis yang malu-malu sembunyikan cacat fisiknya tepat di depan masjid saat adzan berkumandang di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang dukun yang tak berguna ilmunya mencari jalan keluar di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang pejabat negara berkeringat sejadi-jadinya ketika sang pengawal tak lagi ada di samping...dan dia bingung sembunyikan wajah wibawanya di ujung gang yang sempit...

aku melihat seorang ahli agama menangis sejadi-jadinya dan bersimpuh persis di depan kalimat-kalimat hatinya di ujung gang sempit...

aku melihat jiwa-jiwa berkelana...bahkan setiap orang juga akan menangis hanya karena jiwanya tak tenang...tak dapat lagi baginya mengingkari terbitnya mentari...

lalu jiwa-jiwa pendosa juga akan bersimpuh meratap ampunan...dan biarkanlah jiwa-jiwa itu berkelana...

perbaiki sajalah jalan-jalan gang kebaikan agar jiwa-jiwa itu tak lagi bingung bila berada di ujung jalan hidup...

sebab jiwa-jiwa itu juga berhak bermimpi dan berharap masuk surga...

bahkan mereka sebenar-benarnya juga takut akan sumpah serapah...

bahkan mereka terlalu sering bermimipi masuk neraka...

DAN JIWA-JIWA YANG BINGUNG TELAH SADAR...HANYA KARENA MEMBACA PUISIKU YANG TERUKIR DI UJUNG GANG YANG SEMPIT...

BUKANKAH BERHARAP DAN BERMIMIPI MASUK SURGA ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA BERPURA-PURA ALIM DALAM AGAMA TAPI AKHIRNYA MASUK NERAKA !!!




“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)